on Jumat, 12 Oktober 2012

Satu lagi tradisi unik, kali ini yang berhubungan dengan ski, kalau biasanya ski itu identik dengan es, tapi tidak bagi penduduk desa Pantai Lekok, Pasuruan. Lho, kenapa? karena di sana ski malah identik dengan lumpur. Main ski di atas lumpur sudah merupakan atraksi tahunan yang biasa digelar setiap tahunnya bertepatan dengan hari raya Ketupat atau beberapa  hari setelah Idul Fitri.
sumber foto: www.pasuruankab.go.id
Tradisi Ski Lot ini sudah turun temurun dilakukan oleh para nelayan di sana. Awalnya dari rutinitas para nelayan mencari kerang dan rajungan di laut dengan menggunakan papan. Nah, dalam perkembangannya apa yang dilakukan oleh para nelayan ini akhirnya menjadi semacam tradisi setiap tahunnya dan dapat disaksikan oleh para pengujung yang duduk di pinggiran arena ski.

Nama ski sendiri seperti yang kita ketahui artinya adalah berselancar, sedangkan lot merupakan kata dari bahasa Madura “Celot” atau lumpur maka jadilah perpaduan keduanya menjadi Ski Lot. Ski lot dilakukan di atas lumpur tambak yang dikosongkan, para pesertanya biasanya adalah pria dewasa namaun tak jarang pula wanita dan anak-anak  juga turut serta.
sumber foto:www.lk.umm.ac.id
Peralatan ski lot ini terdiri atas papan luncur yang panjnagnya 1.5 meter dan lebarnya 0,5 meter. Papan luncur ini sedianya merupakan alat untuk mencari kerang bagi warga pesisir pantai namaun telah modifikasi sedemkian rupa oleh para peserta. 

Dalam ski lot mereka harus menangkap kepiting, ikan lele dan belut dengan berselancar di atas lumpur. Peserta harus menaiki papan luncur dengan posisi jongkok dan sebelah kaki harus tetap berada di lumpur sebagai penggerak saat akan melaju. Siapa yang tercepat akan  keluar menjadi juara dan diberikan hadiahnya yang cukup menarik biasanya, yaitu peralatan elektronik dan julukan nelayan cekatan dan cakap saat bekerja.

Selain lomba luncur, kegiatan ski lot juga dimeriahkan dengan adanya pasar murah, attraksi organ tunggal dan pesta rakyat. Ski lot menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat sekitar karena menjadi ajang silaturahmi antar warganya. (berbagai sumber)