Pastilah pernah anda bermain-main di pinggir pantai bukan? dan menemukan sebuah kerang yang ada disana. Seketika anda pasti ingin memungut dan melihatnya langsung. Nah, mungkin yang anda temukan itu kerang biasa yang masih muda usianya. Namun bagaimana jika anda ingin milihat secara langsung kerang yang usianya sudah mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, dimana bisa menemukannya?.
Nah, destinasi yang cocok anda kunjungi adalah di suatu tempat di Bali yang bernama Museum Shell. Memang nama museumnya mengingatkan kita pada perusahaan minyak dan gas asal negeri paman sam, tapi jangan salah kira itu hanya nama saja. Pasalnya, disana lah anda justru akan menemukan koleksi kerang berjumlah lebih kurang 10 ribu aneka kerang dan fosil dari seluruh negara sementara jumlah spesies kerang di dunia mencapai 200 ribu lebih.
sumber foto: www.eskrim-vanilla.blogspot.com |
Usia-usianya pun bukan terbilang muda melainkan masuk dalam kategori purba, yaitu berkisar antara 100 – 150 juta tahun. Museum yang letaknya di Jalan Sunset Road, Kuta Bali sekitar 10 Km dari kota Denpasar ini bisa dibilang langka karena seperti museum nyamuk, museum ini adalah yang pertama menampilkan benda-benda koleksinya.
Sekarang, mari lah kita tengok apa-apa saja yang ada di museum tiga lantai ini. Di lantai satu museun ini ada berbagai macam aneka kerang yang sudah diolah menjadi hiasan rumah. Lantai dasar ini adalah tempat untuk membeli kerajinan bagi wisatawan yang telah menyaksikan berbagai kerang langka di museum
Naik lagi ke lantai dua, anda bisa melihat fosil kerang yang mirip cumi-cumi. Fosil kerang ini disebut Orthoceras ini diperkirakan berumur 395 juta tahun. Selain itu juga ada fosil kerang mirip tumbuhan bunga yang disebut Crinoid, yang berumur sekitar 440 juta tahun. Selain itu terdapat fosil kerang yang diklaim terbesar di Asia yang disebut Crinions. Fosil ini berdiameter 1,4 meter dengan berat 170 kilogram.
Puas di lantai dua, langkahkan kaki ke Lantai tiga museum ini. Di sini tersimpan koleksi yang tak kalah serunya seperti Cypraea Moneta, yang konon dimasa dulu kerang jenis ini pernah dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah.
Selain banyaknya koleksi yang ditampilkan, di museum yang dibangun dengan biaya Rp 6 miliar aada beberapa fasilitas lainnya, seperti home theater yang menayangkan film dokumenter tentang kehidupan kerang yang berisi mengenai proses pencarian dan penemuan fosil-fosil yang ada di tempat ini. Jadi selain bisa melihat bentuk dan wujud benda-benda purba itu, Anda juga berkesempatan untuk melihat dibalik kesusahan prosesi penemuan dan pencarian kerang-kerang ini.
Nah, siapakah pemilik sekaligus kolektor kerang-kerang di museum ini? adalah Oentoeng Sutanto, seoarang arsitek yang juga ikut merancang bangunan museum tersebut. Oentoeng yang alumnus jurusan arsitektur Universitas Petra Surabaya itu menuturkan awal dirinya membangun museum tersebut lantaran jatuh cinta dengan indahnya kerang dan terdorong untuk mengoleksinya. Sampai saat ini setidaknya dia sudah mengoleksi 10.000 spesies kerang. Banyaknya koleksi itulah yang lantas mendorong Oentoeng untuk membangun museum kerang ini pada September 2009.
Di antara ribuan kerang koleksinya, dia memiliki fosil kerang yang konon terbesar di Asia. Kerang tersebut termasuk jenis crinions. Diameternya mencapai 1,4 meter dengan berat 170 kilogram. Bahkan ia memiliki fosil binatang laut yang sudah membatu sekilas mirip rayap yang usianya diperkiaran mencapai 500 juta tahun.
Untuk mendapatkan koleksi itu, Oentoeng meminta bantuan seorang temannya di Italia yang juga peneliti. Jika ada yang bagus dia pun membeli. Harganya tidak tanggung-tanggung bahkan ada yang mencapai ratusan juta. (berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar