on Selasa, 15 Mei 2012
Seperti  gajah mati meninggalkan gadingnya, penjajah Jepang pun pergi meninggalkan jejak sejarahnya. Namun bukan cerita kelam, peninggalan senjata atau yang lainnya, tetapi berupa gua. Yup, seperti yang kita ketahui Jepang pernah menjajah nusantara ini kurang lebih tiga setengah  tahun lamanya. Nah, dalam masa kependudukannya yang seumuran jagung itu Jepang banyak mendirikan basis-basis pertahanannya, dan gua di Indonesia banyak dimanfaatkan oleh bala tentara sakura untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Tanpa panjang lebar, mari kita tengok gua-gua mana saja pernah digunakan oleh tentara jepang

Pertama adalah Gua Jepang di Bukitinggi, Sumatera Barat yang letaknya persis disamping Ngarai Sianok, atau di bawah Taman Panorama. Gua ini lumayan panjang yaitu satu setengah kilometer, namun sekarang hanya sekitar 750 meter. Lorong masuknya sangat dalam dan panjang. Ada sekitar 128 anak tangga untuk turun ke bawah sebelum akhirnya para pengunjung melewati ruang demi ruang Gua Jepang itu.
         
        Di dalam guanya sendiri terbagi dalam beberapa kamar, mulai dari lorong untuk rapat para serdadu, tempat makan hingga kamar para tahanan yang orang Indonesia.  Kalau dijumlah ada  12 barak militer, 12 tempat tidur, 6 buah ruang amunisi, dua ruang makan romusha dan satu ruang sidang. 

sumber foto: www.yopium.wordpress.com
       Yang unik adalah gua ini mempunyai beberapa lorong saluran untuk ke atas tanah, dan beberapa lorongnya dipakai sebagai lorong penyergapan dan pengintaian bagi para penduduk Indonesia yang kebetulan melintasi daerah itu. Jelas kegunaan utama dari Gua Jepang ini untuk basis pertahanan militer penjajah Jepang dari serangan Sekutu, tapi tak seorangpun yang mengetahui secara pasti kapan gua-gua jepang  ini mulai dibangun.

Kedua ada Gua Jepang di Pengandaran, Jawa Barat, letak persisnya berada di dusun Ngreco, dan Poyahan, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong. Gua Jepang ini merupakan peninggalan Perang Dunia II yang digunakan juga pastinya untuk sarana pertahanan militer di zaman Jepang pada tahun 1942-1945. Yah namanya juga Jepang pasti mengandalkan tenaga romusha untuk membangun sesuatu, begitu juga dengan gua ini yang banyak mengandalkan  para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun.

sumber foto: www.disparbud.jabarprov.go.id

Di gua ini di temukan setidaknya 18 bangunan bunker yang sebagian besar masih dalam keadaan utuh. Bentuknya pun beranekaragam serta mempunyai fungsi yang berlainan pula, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur. 

Ketebalan dinding rata-rata 50-70 cm , dari bahan beton bertulang, semen dan batu padas yang sudah tersedia di sekitarnya. Bunker-bunker tersebut dibangun saling berdekatan (30 m), serta dihubungkan dengan parit perlindungan yang berada di luar setinggi (1 m).

Dan yang ketiga masih berada di Jawa Barat ada Gua Jepang di Garut. Gua Jepang berada di sebuah lembah di antara dua bukit yang bernama Puncak Munasim. Goa di lembah ini ada 4, salah satunya menjadi sarang kelelawar dan sumber mata air bagi penduduk Cikopo.

sumber foto: www.fhetanblog.wordpress.com

Gua Jepang di Garut ini tidaklah terlalu dalam dan hanya sekitar 10 meter. Gua ini adalah tempat persembunyian tentara Jepang dari serbuan udara pasukan Belanda. Goa ini lagi-lagi dibangun dengan menggunakan tenaga romusha dengan sistem kerja paksa. Lokasinya memang jauh dari Kota Kabupaten Garut, sekitar 99 Km ke arah selatan dan dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 2-3 jam. (berbagai sumber)