on Jumat, 18 November 2011




Museum Kereta Pusaka Berlokasi hanya sekitar 100m sebelah barat Keraton Jogjakarta. Kereta adalah Kendaraan Utama di masa dahulu, dan juga sekaligus sebagai Pusaka Keraton, Oleh karena itu, untuk melestarikan dan menjaganya, Dibangunlah Museum ini .

Ibarat mobil, kereta pun mempunyai Nama, bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Museum Kereta Pusaka menyimpan berbagai koleksi kereta milik Kraton, beberapa diantaranya adalah Kyai Garuda Yeksa, Kereta yang dipergunakan untuk acara kirab dalam rangkaian penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono VI sampai X, Kyai Jaladara digunakan Sultan untuk tugas keliling desa dan Kyai Kanjeng Jimat yang digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai III untuk acara Garebeg atau menjemput tamu-tamu khusus.




Nama-nama dari kereta yang di pamerkan di Museum tersebut antara lain adalah kereta Kyai Jongwiyat, kereta Kyai Jolodoro, kereta Roto Biru,  kereta Kyai Rejo Pawoko, kereta Landower, kereta Premili, kereta Kus Sepuluh, kereta Kapulitin, kereta Kyai Kutha Kaharjo, kereta Kus Gading, kereta Kyai Puspoko Manik, kereta Roto Praloyo, kereta Kyai Jetayu, kereta Kyai Harsunaba, kereta Kyai Wimono Putro, kereta Kyai Manik Retno, kereta Kanjeng Nyai Jimad, kereta Mondro Juwolo, kereta Garudo Yeksa, kereta Landower Wisman, kereta Landower Surabaya, Kereta Kyai Noto Puro.




Selain kareta yang di pamerkan, ada juga replika pelana milik Sultan HB VIII, yaitu pelana Kyai Cekatha. Pelana Sultan yang asli dengan berhiaskan emas dan butiran berlian.

Bentuk kereta juga membedakan fungsi dan penggunanya. Kereta jenis pertama digunakan oleh Sultan untuk kendaraan rekreasi. Jenis kedua digunakan oleh beberapa kelompok terpandang seperti para pengawal sultan, rombongan penari keraton, dan para komandan prajurit keraton. Yang ketiga adalah kereta khusus Sultan dan keluarganya. 


Kyai Ratapralaya yang dibuat di kampung Rotowijayan adalah kereta jenazah khusus bagi Sultan yang sudah mangkat. Dalam sejarahnya, kereta ini baru digunakan dua kali.

Sebagai pusaka keraton, kereta-kereta tesebut juga mendapat penghormatan berupa acara Jamasan. Jamasan adalah kegiatan memandikan, membersihkan , dan permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.






Jamasan pusaka keraton selalu jatuh pada Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pertama tiap bulan Suro( bulan pertama dalam kalender Jawa). Upacara jamasan pusaka Keraton Yogyakarta berlangsung di dua tempat yaitu di Gedong Pusaka dan di  Museum Kereta Pusaka Keraton Yogya.
 

Pelaksanaan jamasan pusaka di  Museum Kereta Pusaka hanya khusus untuk kereta pusaka. Upacara jamasan kereta pusaka dipimpin oleh sesepuh abdi dalem keraton yang bertugas menjaga museum tersebut.Kereta yang wajib di jamasi tiap tahun adalah kereta Nyai Jimat.Kereta Nyai Jimat merupakan kereta kebesaran Sultan HB I sampai dengan Sultan HB IV yang dianggap sebagai sesepuh kereta-kereta yang lain.




Dan prosesi jamasan ini telah menjadi agenda wisata tidak resmi di Jogjakarta, Tiap kali diadakan Jamasan, Banyak warga Jogjakarta dan sekitarnya yang datang Berduyun-duyun untuk menyaksikan Prosesi Jamasan tersebut.